Pages

Sabtu, 09 Januari 2016

MAKALAH HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN



HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Antropologi-Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Sabarudin, M.Si.


Oleh
Yuli Nurdiyanto
14410110

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015


                                          



DAFTAR ISI

Daftar Isi                                                                                                           i
Kata Pengantar................................................................................................. ii

BAB I  PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
2.      Rumusan Masalah................................................................................. 1
3.      Tujuan Makalah.................................................................................... 1

BAB II  PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pendidikan dan Kebudayaan............................................. 2
2.      Pendidikan dan Pewarisan Budaya...................................................... 2
3.      Peranan Pendidikan Formal dalam Proses Pembudayaan.................... 3
4.      Proses Pembudayaan Melalui Pendidikan Formal................................ 4
5.      Kepribadian dan Pendidikan................................................................ 5
6.      Proses Perubahan Budaya.................................................................... 7

BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan........................................................................................... 11
2.      Daftar Pustaka...................................................................................... 12



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mamberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Hubungan Pendidikan dan Kebudayaan. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT, yakni agama Islam.
Alhamdulillah penulisan makalah  ini bisa diselesaikan, walaupun kemungkinan dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekuragan baik dalam penggunaan bahasa maupun pengambilan data-data yang bisa dibilang kurang lengkap dan detail, mengingat keterbatasan penulis yang masih belum bisa maksimal dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.
Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai, maka  akan tampak kekurangannya. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang penulis susun ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.




 BAB I
                                                      PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
     Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang berhubugan erat, kebudayaan tidak akan terbentuk tanpa proses pendidikan, sedangkan pendidikan tujuan utamanya adalah membentuk kebudayaan yang baik dalam masyarakat. Di zaman modern seperti sekarang berbagai macam budaya di seluruh belahan dunia dapat tersebar didalam waktu yang sangat singkat, hal itu selain memiliki manfaat positif juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Untuk itu peran pendidikan sangat diperlukan untuk memfilter budaya-budaya tadi agar masyarakat tidak terbawa arus globalisasi, khususnya dalam hal budaya, namun dapat menganalisis budaya apa saja yang dapat diterima dan sesuai dengan norma-norma yang ada. Selain itu pendidikan juga berperan mewariskan kebudayaan kepada generasi penerus.

2.      Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian pendidikan dan kebudayaan?
b.      Bagaimana hubungan pendidikan dan pewarisan budaya?
c.       Bagaimana peranan pendidikan formal dalam proses pembudayaan?
d.      Bagaimana proses pembudayaan melalui pendidikan formal?
e.       Bagaimana hubungan kepribadian dan pendidikan?
f.       Bagaimana proses perubahan budaya?
3.      Tujuan Makalah
a.       Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan kebudayaan.
b.      Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pewarisan budaya.
c.       Untuk mengetahui peranan pendidikan formal dalam proses pembudayaan.
d.      Untuk mengetahui proses pembudayaan melalui pendidikan formal.
e.       Untuk mengetahui hubungan kepribadian dan pendidikan.
f.       Untuk mengetahui proses perubahan budaya.


BAB II
PEMBAHASAN


1)      Pengertian Pendidikan dan Kebudayaan

a.       Pendidikan
     Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.[1]

b.      Kebudayaan
    Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitet manusia untuk mengubah dan mengubah alam”.[2] Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah : keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.[3]

2)      Pendidikan dan Pewarisan Budaya

a)      Fungsi Pendidikan[4]
1.      Fungsi Transformasi
     Pendidikan, khususnya tenaga pendidik mampu melakukan perubahan yang lebih baik dan berkembang, baik dari segi pengetahuan, sikap atau karakter maupun dari segi ketrampilan dan emosional peserta didik yang berbasis pada kebudayaan nasional.
2.      Fungsi Transmisi
     Yaitu upaya pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya tenaga pendidik, mengantar peserta didiknya untuk selalu mencintai dan mengembangkan dan selanjutnya menginternalisasi budayanya dalam kehidupan sehari-hari.

b)      Hubungan Pendidikan dan Pewarisan Budaya
     Pendidikan merupakan proses pembudayaan untuk menjadikan hidup manusia lebih baik dan bermakna, sementara itu manusia akan menghasilkan kebudyaan yang baik jika ditopang oleh pendidikan yang luas. Dalam konteks inilah antara pendidikan tidak lepas dari kebudayaan dan kebudayaan tidak terlepas dari pendidikan.[5]
     Pendidikan pada operasionalnya harus mengacu pada akar budaya bangsa kita. Suatu bangsa akan kehilangan karakter dan identitasnya jika memisahkan nilai-nilai budaya dalam pendidikannya, baik secara teori maupun praktis.[6]
    
c)      Kesimpulan
     Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi muda. Misalnya nilai-nilai kejujuran danrasa tanggung jawab.[7]

3)      Peranan Pendidikan Formal dalam Proses Pembudayaan

     Suwarno (1982: 72-73) sekolah memiliki peran antara lain:[8]
a)      Sebagai lembaga untuk mempersiapkan anak di dalam pengetahuannya.
b)      Sekolah merupakan refleksi atau cerminan kehidupan masyarakat, hingga sekolah tidak melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan di dalam masyarakat.
c)      Sebagai evaluator kondisi di masyarakat dan selanjutnya melakukan pembinaan.
d)     Sebagai lingkungan pengganti keluarga dan pendidik sebagai pengganti orang tua.
e)      Sebagai lembaga menerima hak waris untuk mendidik anak, jika anak tidak mempunyai keluarga.

           Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam pewarisan budaya. Karena melalui pendidikan formal peserta didik diajarkan berbagai macam pengetahuan, ketrampilan dan norma-norma, sehingga diharapkan nantinya akan membentuk seseorang yang berakhlak baik, terampil dan mempunyai banyak pengetahuan yang bisa di aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga dapat dihasilkan budaya yang baik.

4)      Proses Pembudayaan Melalui Pendidikan Formal
    
     Sistem dan tahapan proses transformasi budaya kepada peserta didik melalui jalur pendidikan formal adalah sebagai berikut:[9]
a)      Pada tingkat Sekolah Dasar (SD)
     Pada masa ini anak-anak mulai menganali siapa dirinya dan berada di lingkungan mana. Pada tahap ini sangat tepat mengenalkan kepada meraka sejak dini tentang cerita-cerita rakyat dalam bentuk sederhana yang mengandung ketokohan dan keteladanan yang baik.
b)      Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
     Penyajian budaya lokal sekitar sekolah/lingkungan sekitar peserta didik dapat dilakukan melalui pemaknaan dan nilai setiap unsur budaya, sehingga mereka dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c)      Pada tingkat Pendidikan Menengah (SMA/SMK)
     Menurut Tilaar (2004: 208), siswa sebaiknya tidak hanya disodorkan mengenai fakta-fakta budaya, tetapi pada aspek ini, sudah mulai mengembangkan kemampuan penalaran terhadap nilai-nilai budaya.
     Pada tahap ini sesungguhnya mereka sudah dapat melakukan proses analisis secara kritis mengenai nilai-nilai adat istiadat mana yang bermanfaat, dan mana yang dapat ditinggalkan, dan nilai-nilai apa saja yang perlu dikembangkan.
     Pada tingkat ini mulai diperkaya dengan nilai-nilai budaya yang lebih luas dari kebudayaan regional bahkan dunia.
d)     Pada tingkat Pendidikan Tinggi
     Lembaga-lembaga pendidikan tinggi bukan hanya merupakan pusat riset untuk ilmu pengetahuan tetapi juga pusat riset untuk kebudayaan. Perkembangan fungsional kebudayaan meminta kemampuan penalaran secara kritis mengenai nilai-nilai yang ada, maka diperlukan suatu bentuk kajian-kajian konseptual mengenai pengembangan nilai-nilai dan sikap toleransi dari bangsa Indonesia yang majemuk.
     Pada tahap ini, bukan saja bentuk kajian-kajian budaya mendalam, akan tetapi kontekstualisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat.

·         Dari uraian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa proses pembudayaan melalui pendidikan formal disesuaikan dengn jenjang peserta didik, dimulai dari hal yang sederhana sampai pada hal yang bersifat kompleks.

5)      Kepribadian dan Pendidikan

a)      Pengertian Kepribadian
     Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu, adalah apa yang disebut “kepribadian” atau personality. Dalam bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.[10]

b)      Nilai-nilai yang dikembangkan[11]
     Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yaitu:
1.      Olah hati: berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan.
Contoh: beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adail, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, pantang menyerah, dll.
2.      Olah pikir: berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif dan inovatif.
Contoh: cerdas, produktif, berorientasi ipteks, reflektif, dll.
3.      Olah raga: berkenaan dengan proses presepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai dengan sportivitas.
Contoh: bersih, sehat, tangguh, kooperatif, kompetitif, ceria, gigih, andal, berdaya tahan, dll.
4.      Olah rasa dan karsa: berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan.
Contoh: saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, peduli, dll.
(Anonim, 2011:8)

c)      Hubungan kepribadian dan pendidikan
     Pendidikan pada intinya adalah proses membentuk kepribadian (karakter) baik pada peserta didik. Jika didalam diri peserta didik sudah tertanam kepribadian baik maka dia akan mudah beradaptasi dengan kehidupan di masyarakat. Untuk itu sangat penting menanamkan pendidikan karakter kepada anak sedini mungkin, agar bisa terinternalisasi dalam dirinya.

6)      Proses Perubahan Budaya[12]

Diantara konsep-konsep terpenting apabila kita ingin menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan adalah:
Ø  Proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Ø  Proses persebaran kebudayaan-kebudayaan di muka bumi, yaitu proses difusi.
Ø  Proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi dan asimilasi.
Ø  Proses pembaruan, yaitu proses inovasi.

a)      Proses Internalisasi
     Yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya dengan segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya. Pengembanagan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang berada dalam sekitaran alam dan lingkungan sosial maupun budaya.
     Contoh: Seorang anak yang belajar bagaimana cara makan yang baik dari ibunya. 
b)      Proses Sosialisasi
     Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam hubungan pergaulan dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
     Contoh: Seorang anak bermain dengan temannya, secara tidak langsung dia belajar bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, misalnya bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan teman, cara menghargai pendapat orang lain, cara bersikap baik dengan orang lain, dll. 
c)      Proses Enkulturasi
     Proses ini dalam istilah bahasa indonesia disebut dengan “pembudayaan”, yaitu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Berbagai macam norma tersebut dipelajari seseorang melalui keluarga, masyarakat ataupun sekolah.
Contoh: Sejak kecil proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiren warga suatu masyarakat, mula-mula dari orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman-teman bermain. Seringkali ia belajar dengan meniru saja berbagai macam tindakan, setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasikan dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya “dibudayakan”.
d)     Proses Difusi
     Yaitu proses persebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia. Salah satu proses difusi adalah persebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi, yang dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi.
     Di zaman modern sekarang ini difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul di salah satu tempat di muka bumi, berlangsung cepat sekali, bahkan seringkali tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi.
                 Difusi tidak pernah terjadi dari stu unsur kebudayaan, unsur-unsur itu 
            selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan yang komplex yang
            tidak mudah dipisahkan.
                 Contoh: Mobil adalah suatu unsur kebudayaan yang mula-mula    
            ditemukan di Eropa, dikembangkan di Eropa dan Amerika, kemudian
didifusikan dari kedua pusat persebaran itu ke benua lain. Namun mobil tidak dapat diterima oleh individu-individu dari masyarakat lain sebagai suatu alat pengangkutan yang berguna apabila tidak ada unsur lain yang harus melengkapi pemakaian mobil itu, yaitu unsur-unsur seperti jalan-jalan yang baik, sistem persediaan onderdil mobil, sistem servis, pendidikan montir, sistem pajak mobil dll.
e)      Proses Akulturasi
     Yaitu proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
     Contoh: Perpaduan antara arsitektur Hindu dan Islam pada masjid-masjid di Jawa.
f)       Proses Asimilasi
     Adalah proses sosial yang timbul bila ada: (i) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (ii) saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang sangat lama sehingga (iii) kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.         Biasanya golongan minoritas yang merubah sifat khas kebudayaannya, menyesuaikan dengan golongan mayoritas.
     Contoh: Alvin adalah orang Sunda, namun karena dia mendapat isteri yang berasal dari Yogyakarta, maka lama kelamaan dia menggunaan bahasa Jawa dalam percakapannya.
g)      Proses Inovasi
     Adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber-sumber alam, enerji, enerji, dan modal, pengetahuan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaharuan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
    Contoh: Penemuan mobil listrik.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
a.       Pendidikan adalah suatu usaha untuk memanusiakan manusia, sedangkan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
b.      Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
c.       Pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam pewarisan budaya. Karena melalui pendidikan formal peserta didik diajarkan berbagai macam pengetahuan, ketrampilan dan norma-norma.
d.      Proses pembudayaan melalui pendidikan formal disesuaikan dengn jenjang peserta didik.
e.       Pendidikan pada intinya adalah proses membentuk kepribadian (karakter) baik pada peserta didik.
f.       Diantara konsep-konsep terpenting apabila kita ingin menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan adalah:
·         Proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
·         Proses persebaran kebudayaan-kebudayaan di muka bumi, yaitu proses difusi.
·         Proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi dan asimilasi.
·         Proses pembaruan, yaitu proses inovasi.


2.      Daftar Pustaka

Hafid, Anwar dkk. Konsep Dasar Ilmu Kependidikan, Bandung: Alfabeta. 2013.
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 1996.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru. 1980.
Purwanto, Nanang. Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014.
Widaghdho, Djoko. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara. 2010.




[1] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 1-2.
[2] Djoko Widaghdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 18.
[3] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hal. 193.
[4] Anwar Hafid dkk., Konsep Dasar Ilmu Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 92.
[5] Ibid., hal.92.
[6] Ibid., hal.93.
[7] Ibid., hal.30.
[8] Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) hal. 80.
[9] Anwar Hafid dkk., Konsep Dasar Ilmu Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
  104-106.
[10] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hal. 116.
[11]  Anwar Hafid dkk., Konsep Dasar Ilmu Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 
     112.
[12] Ibid., hal.242-271.